Woensdag 15 Mei 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Usaha yang dilakukan dalam membantu masalah manusia tidak mungkin tanpa mengenal dengan baik tentang manusia itu sendiri. Unik dan rumitnya perihal manusia sebagai makhluk dan individu, telah melahirkan bermacam-macam konsep dan pandangan. Teori Humanistik dikembangkan oleh Maslow tahun 1908 sampai 1970 di Amerika Serikat.
      Dasar Falsafahnya Phenomenology, yang menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik dan layak dihormati dan mereka akan bergerak ke arah realisasi potensi-potensi mereka, manakala kondisi lingkungannya memberikan kemungkinan. Psikoterapi Humanistik membicarakan kepribadian manusia di tinjau dari segi “self” dari Akunya. Konsep utama yang dianut adalah usaha untuk mengerti manusia sebagaimana adanya, mengetahui mereka dari realitasnya, meliha dunia sebagaimana mereka melihatnya, memahami mereka bergerak dan mempunyai keberadaan yang unik, konkret dan berbeda dari teori yang abstrak. Teori Humanistik  dikatakan demikian, karena menekankan kemampuan-kemampuan yang khas manusiawi. Manusia mempunyai kemampuan untuk merefleksi diri, kemampuan aktualisasi potensi-potensi kreatif dan juga kekhususan manusia, yaitu menentukan bagi dirinya sendii secara aktif.

B.     Rumusan Masalah
      Dalam pembuatan makalah ini tentang Teori Konseling Humanistik terdapat berbagai masalah yang akan kami bahas dalam BAB II, yang selanjutnya rumusan masalah ini dapat berupa, seperti :
1.      Konsep Dasar Teori Humanistik
2.      Hakekat Manusia
3.      Hakekat Konseling
4.      Tujuan Konseling
5.      Karakteristik Konseling
6.      Peran dan Fungsi Konselor
7.      Hubungan Konselor dengan Klien
8.      Tahap Konseling
9.      Teknik Konseling
10.  Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik

C.    Tujuan Masalah
1.    Mengetahui Konsep Dasar Teori Humanistik
2.    Mengetahui Hakekat Manusia
3.    Mengetahui Hakekat Konseling
4.    Mengetahui Tujuan Konseling
5.    Karakteristik Konseling
6.    Mengetahui Peran dan Fungsi Konselor
7.    Mengetahui Hubungan Konselor dengan Klien
8.    Mengetahui Tahap Konseling
9.    Mengetahui Teknik Konseling
10.  Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Teori Humanistik
      Istilah Humanistic Psychotherapy diberikan oleh sekelompok psychologist diawal tahun 1960 dibawah pimpinan Abraham H. Maslow.
      Mula pertama Maslow adalah penganut pandangan Behavioristik, setelah ia menikah dan mempunyai anak, pandangannya terhadap Behavioristik berubah. Psikoterapi humanistik bukanlah merupakan suatu teori atau sistem yang terorganisasi tunggal, ia lebih diterangkan sebagai suatu gerakan dalam arti kumpulan atau konvergensi diri berbagai aliran dan ragam pemikiran.
      Humanistic Psycotherapy percaya pada pikiran bahwa manusia adalah baik atau paling tidak netral. Konsep dasar dari pandangan ini adalah :
*      Potensi kreatif manusia, teori humanistik menganggap bahwa kreatifitas merupakan ciri dari hakikat kemanusiaan. Maslow menganggap kreatifitas sebagai potensi yang ada pada semua orang ketika lahir.
*      Penekanan pada kesehatan psikologis, Maslow berpendapat bahwa pendekatan psikologis hanya sedikit sekali mengamati fungsi kemanusiaan yang sehat, gaya hidup yang sehat
*      Hirarki teori motivasi, bahwa proses motivasi merupakan inti dari teorinya, ia mengemukakan bahwa keinginan manusia  sifatnya innate dan tersusun dalam hirarki yang menarik atas dasar prioritas dan potensi.

B.     Hakikat Manusia
Pandangan tentang manusia menurut teori humanistik antara lain :
a)      Filsafat Existensialis memandang manusia sebagai individu dan merupakan problema yang unik dari exixtensi dari kemanusiaan. Manusia merupakan seorang yang ada, yang sadar dan waspada akan keberadaannya sendiri. Setiap orang menciptakan tujuannya sendiri dengan segal kreatifitasnya, menyempurnakan esensi dan fakta existensinya.
b)      Manusia dianggap sebagai makhluk hidup, menentukan apa yang ia kerjakan dan yang tidak ia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan.  Jadi yang pokok adalah apakah seorang berkeinginan atau tidak, sebab filsafat existensialis percaya bahwa setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
c)      Teori humanistik mendasarkan pendapat bahwa manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda.
d)     Menekankan pada kesadaran manusia, pengalaman personal yang berhubungan dengan existensi dalam dunia orang lain.
e)      Manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang baik dan berupaya menjalin hubungan yang bermakna dan konstruktif dengan orang lain.
f)       Manusia lebih bijak daripada inteleknya, manusia lebih bijak dari pikiran-pikiran yang disadarinya bilamana manusia berfungsi dengan cara yang baik dan tidak disentrif.
g)      Manusia adalah makhluk yang mengalami, yaitu makhluk yang memikirkan, berkehendak, merasakan dan mempertanyakan. Rogers yakin bahwa inti dari kehidupan yang bernilai terletak dalam mengalami sebagai pribadi yang mendalam.
h)      Kehidupan ada pada saat ini, kehidupan ialah hidup sekarang, kehidupan itu lebih dari sekedar tingkah laku otonistik yang ditentukan oleh peristiwa masa lalu, dan nilai kehidupan terletak pada saat sekarang, bukan pada masa lalu atau pada saat yang akan datang.
i)        Manusia adalah makhluk yang bersifat subyektif, tingkah laku manusia hanya dapat dipahami berdasarkan dunia subyektifnya, yaitu bagaimana individu itu memandang diri dan lingkungannya.
j)        Hubungan manusiawi yang mendalam merupakan salah satu kebutuhan yang terpokok manusia, meningkatkan hubungan antar pribadi yang mendalam memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber kesejahteraan mental manusia.
k)      Manusia memiliki kecenderungan kearah aktualisasi, kecenderungan manusia adalah bergerak ke arah pertumbuhan, kesehatan, penyesuaian, sosialisasi, realisasi diri, kebebasan dan otonomi.

C.    Hakikat Konseling
Konseling eksistensial berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, dan kecenderungan mengaktualisasikan diri.
      Pada penjelasan diatas dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut :
*      Manusia dilahirkan dengan pembawaan dasar yang baik.
*      Manusia memiliki kecenderungan yang bertujuan positif, konstruktif, rasional dan sosial.
*      Manusia berkeinginan untuk maju.
*      Manusia memiliki kemampuan untuk menilai diri dan mampu membawa dirinya menuju aktualisasi diri.
*      Memiliki kesadaran diri.
*      Memiliki kebebasan dan bertanggung jawab untuk memilih atau memutuskan nasibnya sendiri.
*      Mencari makna yang unik dalam hidupnya.

D.    Tujuan Konseling
      Tujuan utama menggunakan teori humanistik :
1)      Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaanya, dan menerima keadaan dirinya menurut apa adanya “saya adalah saya
2)      Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, kenyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self-actualization seoptimal mungkin.
3)      Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi tersebut.
4)      Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau, menurut kondisi dirinya.

E.       Karakteristik Konseling

*      Konselor
a)      Menekankan kesejatian konselor
b)      Menekankan pada hubungan pribadi
c)      Memberikan model
d)     Memberikan pengalaman

*      Klien
a)      Individu yang mengalami krisis perkembangan.
b)      Individu yang risau akan keadaan (menentukan pilihan, berusaha dengan kebenaran dan pertanggungjawaban, berurusan dengan rasa bersalah, dan kecemasan menjadikan hidup ada artinya dan menemukan nilai).
c)      Individu yang mencari kenaikan kualitas pribadi.

F.     Peran dan Fungsi Konselor
      Dalam pendekatan humanistik peran konselor dapat berupa sebagai berikut:
a)      Berusaha memahami klien sebagaimana adanya dalam dunia.
b)      Membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia.
c)      Memperluas dan memperlebar lapangan visual klien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan diamati oleh klien.

G.    Hubungan Antara Konselor Dan Konseli
      Dalam pendekatan humanistik ini hubungan antara konselor dan konseli antara lain:
a)      Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor dan klien
b)      Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problemnya dan apa yang diinginkan.
c)      Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.
d)     Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan yang diadakan.
e)      Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.

H.      Tahap Konseling
Dalam konseling humanistik terdapat  teknik-teknik konseling, yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa tahapan teknik humanistik antara lain :
1)      Membina hubungan baik (good rapport)
2)      Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
3)      Merangsang kepekaan emosi klien
4)      Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5)      Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6)      Membuat klien menjadi adequate

I.         Teknik Konseling
      Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan humanistik yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers, Meliputi :
§  acceptance (penerimaan)
§  respect (rasa hormat)
§  understanding (pemahaman)
§  reassurance (menentramkan hati)
§  encouragement (memberi dorongan)

§  limited questioning (pertanyaan terbatas) dan
§  reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).

Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat :
§  memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik
§  mengambil keputusan yang tepat
§  mengarahkan diri
§  mewujudkan dirinya

J.      Kelemahan dan Kelebihan Teori Humanistik
      Kelemahan dan kelebihan pendekatan ini berupa :
*      Kelemahan
a.       Tidak adanya pernyataan yang sistematik mengenai prinsip dan praktek konseling.
b.      Lemah dalam metodologi.
c.       Bahasa serta konsepnya mistik dan beberapa orang berkeberatan atasnya karena dianggap latah yang didasarkan pada reaksi terhadap pendekatan ilmiah.
d.      Banyaknya konsep yang abstrak dan susah untuk diterapkan pada praktek konseling.
*      Kelebihan
a.       Tidak mengecilkan manusia menjadi kumpulan naluri ataupun hasil pengkondisian.
b.      Menekankan kualitas manusia kepada manusia dari hubungan konseling.
c.       Penekanan pada kebebasan, tanggung jawab dan kesanggupan individu untuk merancang ulang kehidupannya melalui tindakan memilih dengan kesadaran.
d.      Pendekatan eksistensial mengembalikan pribadi pada fokus sentral, memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Ia menunjukkan manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan manusia secara sinambung mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
e.       Dimensi baru pada pemahaman kecemasan, perasaan berdosa, frustrasi, kesepian dan keterkucilkan.






























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pendekatan humanistik merupakan pendekatan konseling eksistensial yang berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri. Salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Tujuan utama menggunakan teori humanistik yaitu: mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaanya, dan menerima keadaan dirinya menurut apa adanya; memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, kenyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self-actualization seoptimal mungkin; menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi tersebut; membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau, menurut kondisi dirinya. Dalam pendekatan humanistik peran konselor antara lain: berusaha memahami klien sebagaimana adanya dalam dunia; membantu klien agar menyadari keberadaannya dalam dunia; memperluas dan memperlebar lapangan visual klien sehingga spektrum keseluruhan dari makna dan nilai-nilai menjadi disadari dan diamati oleh klien.

B.       Saran
Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang penting, yaitu dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus mengasah kemampuan (kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman – pengalaman pribadi kita di lingkungan, agar kita dapat memahami dan mengetahui hal-hal atau masalah klien kita nantinya.



DAFTAR PUSTAKA

http://ceriktama.wordpress.com/2011/03/06/konseling-humanistik/
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Ketrampilan Dasar Konseling. Semarang
Pujosuwarno, Sayekti, DR. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta : Menara Mas Offset.












Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking