1)
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis
sebagai landasan dalam menganalisis tahapan perkembangan, mencari
pengalaman-pengalaman psikologis mana
yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan
dari fase yang ada ke fase yang lain. Dalam perkembangan para ahli berpendapat bahwa
perkembangan pada umumnya mengalami masa kegoncangan.
Apabila perkembangan iu di dapat di lukis
sebagai evaluasi, maka pada masa kegoncangan itu evaluiasi berubah menjadi
revolusi. Kegoncangan psikis itu hamper di alami semua orang, karena dapat di
gunakan sebagai dari masa ke masa yang lain dalam proses perkmbangan. Oswald
Kroc mendasarkan pembagian msa perkembangan pada krisis-krisis atau
goncangan-goncangan yang di alami anak dalam proses perkembangannya,yang
disebutnya dengan istilah Troz periode. Menurutnya sepanjang kehidupan ini
terdapat tiga kali masa Troz yaitu:
a.
Troz
– periode1, anak mengalami krisis pertama ketika ia berusia 3,0 -5,0 tahun,
masa ini disebut masa anak-anank awal.
b.
Troz
– periode 2, anank-anak mengalami krisis ke-2 ketika ia berusia 11-12 tahun,
masa ini ini termasuk masa kerahasiaan bersekolah.
c.
Troz
– periode 3, terjadi pada akhir remaja dan lebih tepat disebut dengan masa
kematangan diri pada masa kritis.
2)
Karena remaja sulit didefinisikan
secara mutlak, maka
penulis mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja
menurut WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami
perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan
yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).
Perubahan
fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pertumbuhan
badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat reproduksi
(ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki)
serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Secara
umum batasan usia remaja adalah sekitar 13– 21 tahun. Masa remaja menghadapi
kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya,
apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan
dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.
Diantara
remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang melewati masa
remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah. Remaja
bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan di
sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan
memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif
untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang harmonis
dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.
Aspek– aspek perubahan pada fase remaja
:
a.
Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi
b. Aspek
psikologis
- Meningginya
dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas,
senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris.
-
Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
-
Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
-
Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok,suka
kebut- kebutan, membual, berpetualang
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)
Aspek– aspek perkembangan remaja
Semua
individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis
yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
(a) Perkembangan
Fisik
Dalam
perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai
dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas
remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai
dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua,
kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran
pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja
pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai
dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan
ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan,
menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi
pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang,
lelah, depresi dan mudah tersinggung.
(b) Perkembangan
Psikis
1.
Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
Kemampuan-kemampuan
berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak,
hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan
lain untuk segala hal
3)
Hukum-Hukum
Perkembangan
Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Pertumbuhan sesuatu
materi jasmaniah dapat menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fungsi pada
materi jasmaniah itu. Perubahan fungsi jasmaniah dapat menghasilkan kematangan
atas fungsi itu. Kematangan fungsi-fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi
perubahan pada fungsi-fungsi kejiwaan.
Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain seperti yang dikemukakan di
bawah ini.
1.
Perkembangan adalah kualitatif
Perkembangan tidak mengenai materi, melainkan mengenai fungsi. Telah
dikemukakan di atas bahwa perubahan fungsi tidak terjadi secara kuantitatif,
melainkan secara kualitatif. Dengan demikian, perkembangan itu adalah
kuantitatif. Kualitatif di sini dihubungkan dengan hasil dari perubahan yang
tidak dapat dihargai secara kuantitatif.
2.
Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar
Dengan belajar, orang memperoleh pengalaman. Belajar merupakan kegiatan yang
dinamis karena itu wajarlah bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang
ini akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan
seseorang merupakan indikator penting bagi perkembangan orang itu.
3.
Usia Ikut Mempengaruhi Perkembangan
Dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan seseorang langsung terus menuju
kepada tingkat kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniah.
4.
Masing-Masing Individu Mempunyai Tempo Perkembangan Yang Berbeda-Beda
Dalam keadaaan normal, perkembangan seseorang berlangsung dalam tempo tertentu
yang tidak mesti sama bila dibandingkan dengan tempo perkembangan orang lain.
5.
Dalam Keseluruhan Periode Perkembangan, Setiap Spesies Perkembangan Individu
Memiliki Pola Umum Yang Sama
Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena
masing-masing individu memiliki materiil serta funggs-fungsi yang sama untuk
bertumbuh. Perubahan sifat-sifat “genes” terjadi secara kesinambungan
dan teratur, meskipun terdapat pengaruh lingkungan yang menyebabkan adanya
perbedaan pertumbuhan, namun pola umum perkembangan tetap sama.
6.
Perkembangan dipengaruhi Oleh Hereditas dan Lingkungan
Faktor hereditas dan lingkungan sama-sama penting bagi perkembangan individu.
Hereditas nenumbuhkan fungsi-fungsu dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan
lingkungan mengembang fungsi-fungsi dan kapasitas itu. Baik stimuli hereditas,
maupun stimuli lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan.
7.
Perkembangan Yang Lambat Dapat Dipercepat
Perkembangan seseorang dikatakan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang
sesuai dengan pola perkembangan sendiri yang normal. Kelambatan perkembangan
ini dapat dipercepat melalui kepemimpinan pengajaran yang didaktis.
8.
Perkembangan Meliputi Proses Individual dan Integrasi
Meskipun pola tingkah laku individu pada mulanya bersifat umum, namun dengan
majunya pertumbuhan terjadilah perkembangan masing-masing fungsi yang tidak
bersamaan.
Sifat anak-anak Troz adalah merajaj-raja ,
egoistis, keras kepala, pembangkang dan sebagainya. Hal itu mereka lakukan
dengan tujuan memperoleh kebebasan dan perhatian. Memperhatikan periodisasi
yang di kemukakan para ahli di atas baik dari segi biologis, didaktis maupun
psykologis.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking