Woensdag 15 Mei 2013


1)      Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahapan perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman  psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang ada ke fase yang lain. Dalam perkembangan para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada umumnya mengalami masa kegoncangan.
Apabila perkembangan iu di dapat di lukis sebagai evaluasi, maka pada masa kegoncangan itu evaluiasi berubah menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu hamper di alami semua orang, karena dapat di gunakan sebagai dari masa ke masa yang lain dalam proses perkmbangan. Oswald Kroc mendasarkan pembagian msa perkembangan pada krisis-krisis atau goncangan-goncangan yang di alami anak dalam proses perkembangannya,yang disebutnya dengan istilah Troz periode. Menurutnya sepanjang kehidupan ini terdapat tiga kali masa Troz yaitu:
a.      Troz – periode1, anak mengalami krisis pertama ketika ia berusia 3,0 -5,0 tahun, masa ini disebut masa anak-anank awal.
b.      Troz – periode 2, anank-anak mengalami krisis ke-2 ketika ia berusia 11-12 tahun, masa ini ini termasuk masa kerahasiaan bersekolah.
c.       Troz – periode 3, terjadi pada akhir remaja dan lebih tepat disebut dengan masa kematangan diri pada masa kritis.

2)      Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja menurut WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).
Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13– 21 tahun. Masa remaja menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.
Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah. Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.
Aspek– aspek perubahan pada fase remaja :
a. Aspek fisik
Meliputi perubahan hormonal :
- Fungsi reproduksi
- Ciri seksual sekunder
- Perubahan fisik (tidak seimbang)
- Perubahan suara
- Peningkatan energi

b. Aspek psikologis
- Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik, egois dan egosentris.
- Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa“super ”
- Konflik emosional, suasana hati mudah berubah
- Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai merokok,suka kebut-     kebutan, membual, berpetualang
- Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi
- Ketertarikan terhadap lawan jenis
- Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)








 Aspek– aspek perkembangan remaja
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
 (a) Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
 Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.
(b) Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal
3)      Hukum-Hukum Perkembangan
            Perkembangan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan. Pertumbuhan sesuatu materi jasmaniah dapat menumbuhkan fungsi dan bahkan perubahan fungsi pada materi jasmaniah itu. Perubahan fungsi jasmaniah dapat menghasilkan kematangan atas fungsi itu. Kematangan fungsi-fungsi jasmaniah sangat mempengaruhi perubahan pada fungsi-fungsi kejiwaan.
            Adapun hukum-hukum dalam perkembangan antara lain seperti yang dikemukakan di bawah ini.
1.      Perkembangan adalah kualitatif
      Perkembangan tidak mengenai materi, melainkan mengenai fungsi. Telah dikemukakan di atas bahwa perubahan fungsi tidak terjadi secara kuantitatif, melainkan secara kualitatif. Dengan demikian, perkembangan itu adalah kuantitatif. Kualitatif di sini dihubungkan dengan hasil dari perubahan yang tidak dapat dihargai secara kuantitatif.
2.      Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar
      Dengan belajar, orang memperoleh pengalaman. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis karena itu wajarlah bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang ini akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indikator penting bagi perkembangan orang itu.
3.      Usia Ikut Mempengaruhi Perkembangan
      Dengan bertambahnya usia, maka pertumbuhan seseorang langsung terus menuju kepada tingkat kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniah.
4.      Masing-Masing Individu Mempunyai Tempo Perkembangan Yang Berbeda-Beda
      Dalam keadaaan normal, perkembangan seseorang berlangsung dalam tempo tertentu yang tidak mesti sama bila dibandingkan dengan tempo perkembangan orang lain.
5.      Dalam Keseluruhan Periode Perkembangan, Setiap Spesies Perkembangan Individu Memiliki Pola Umum Yang Sama
      Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki materiil serta funggs-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Perubahan sifat-sifat “genes” terjadi secara kesinambungan dan teratur, meskipun terdapat pengaruh lingkungan yang menyebabkan adanya perbedaan pertumbuhan, namun pola umum perkembangan tetap sama.           
6.      Perkembangan dipengaruhi Oleh Hereditas dan Lingkungan
      Faktor hereditas dan lingkungan sama-sama penting bagi perkembangan individu. Hereditas nenumbuhkan fungsi-fungsu dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembang fungsi-fungsi dan kapasitas itu. Baik stimuli hereditas, maupun stimuli lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan.
7.      Perkembangan Yang Lambat Dapat Dipercepat
      Perkembangan seseorang dikatakan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola perkembangan sendiri yang normal. Kelambatan perkembangan ini dapat dipercepat melalui kepemimpinan pengajaran yang didaktis.
8.      Perkembangan Meliputi Proses Individual dan Integrasi
      Meskipun pola tingkah laku individu pada mulanya bersifat umum, namun dengan majunya pertumbuhan terjadilah perkembangan masing-masing fungsi yang tidak bersamaan.
Sifat anak-anak Troz adalah merajaj-raja , egoistis, keras kepala, pembangkang dan sebagainya. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan memperoleh kebebasan dan perhatian. Memperhatikan periodisasi yang di kemukakan para ahli di atas baik dari segi biologis, didaktis maupun psykologis.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking